Sistem Intensifikasi Padi ‘SRI’ (System of Rice intensificasion)
Oleh : Kabelan Kunia, M.Si.
Baru-baru ini kami telah mempelajari dan mengembangkan suatu metode penanaman padi yang mampu memberikan hasil panen yang jauh lebih tinggi dengan pemakaian bibit dan input yang lebih sedikit dari pada metode tradisional atau dengan metode yang lebih modern (pemakaian pupuk dan asupan kimiawi lain). Metode ini mengembangkan teknik manajemen yang berbeda atas tanaman, tanah, air dan nutrisi. Sistem intensifikasi padi ini telah terbukti sukses diterapkan di sejumlah Negara.
Apakah SRI itu?
SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi yang memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran, dibandingkan dengan teknik budidaya cara tradisional. SRI dikembangkan di Madagaskar awal tahun 1980 oleh Henri de Lauline, seorang pastor Jesuit yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana.
Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka dan Bangladesh dengan hasil yang positif.
Hasil metode SRI sangat memuaskan dari segi produktivitas. Di lahan ujicoba kami di Desa Sindangsari, Ciranjang pada tanah kurang subur dimana produksi normalnya hanya 4 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha. Di beberapa tempat bahkan petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha.
Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode varietas padi lain yang pernah ditanam. Petani tidak harus menggunakan input luar untuk memperoleh manfaat SRI. Metode ini juga bisa diterapkan untuk berbagai varietas yang biasa dipakai petani. Hanya saja, diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI, tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhan mereka.
Kabelan Kunia, M.Si.
Pusat Penelitian Bioteknologi
Institut Teknologi Bandung
Gedung Aplikasi dan Integrasi Lt. 5
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132
Telp : 022 2504987 ext. 1665
E-mail : kabelan@biotech.itb.ac.id
HP : 022 76467522
Website : http://kuniaorganic.blogspot.com
Selasa, 03 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
kalo itb sekarang sedang mengembangkan apalagi???
Di ITB banyak yang melakukan riset. Kalau saya sendiri lebih banyak ke pengembangan pupuk organik dan hubungannya dengan pertanian oranik.
Terima kasih
Posting Komentar